Senin, 28 November 2016

Makna Al-Musthafa Bagian 04





MAKNA AL-MUSTHAFA


وَقَوْلُهُ : 《عَلىٰ إِمَامِ الرُّسُوْلِ》 الخ : اَيْ : أَفْضَلِهِمْ وَأَكْرَمِهِمْ وَأَشْرَفِهِمْ وَهَذَا أَمْرٌ مَقْطُوْعٌ بِهِ : 

Dan penadzan mengatakan : 《atas pemimpin para Rasul dan Nabi》, maksudnya : mereka lebih utama dan mereka lebih mulia dan lebih di hormati dan ini pekerjaan yang telah di putus dengannya, sebagaimana ungkapan dalam sya'ir :

نَبِيُّنَا أَشْرَفُ بِالْإِطْبَاقِ * مِنْ كُلِّ مَخْلُوْقٍ عَلَى الْإِطْلاَقِ 

Nabi kami lebih mulia dengan di hormati * dari semua makhluk secara mutlak

KITAB QURRATUL 'UYUN HALAMAN 27

وَانْعَقَدَ الْاِجْمَاعُ اَنَّ الْمُصْطَفٰى * اَفْضَلُ خَلْقِ اللّٰهِ وَالْخُلْفُ انْتَفٰى 

Dan para ulama' menyetujui dengan kesepakatan bahwa AL-MUSHTHOFA * adalah makhluk Allah yang paling mulia dan tidak ada perselisihan 

وَمَا انْتَحٰى 《اَلْكَشَّافُ》 فِى التَّكْوِيْرِ * خِلَافَ اِجْمَاعِ ذَوِي التَّنْوِيْرِ 

Dan suatu pendapat pada kitab 《AL-KASYAF》 dalam surat At-Takwir * berselisih pendapat ulama' dengan mencerahkan 

وَفِى حَدِيْثٍ : 《أَنَا أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْاۤخِرِيْنَ عَلٰى رَبِّي وَلَا فَخْرَ، وَأَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا فَخْرَ، وَاَنَا اَوَّلُ مَنْ تَنْشَقُّ عَنْهُ الْاَرْضَ، وَاَوَّلُ شَافِعٍ، وَاَوَّلُ مُشَفَّعٍ》 

Dan dalam hadits : 《Sesungguhnya aku lebih mulia dari orang terdahulu dan yang akan datang dihadapan Tuhanku dan aku tidak sombong dan aku menjadi pemimpin anak Adam pada hari kiamat dan aku tidak sombong dan aku orang yang pertama menghirup dengan hidung dari udara yang ada di bumi dan aku orang pertama yang memberi syafa'at dan aku orang pertama yang menjadi perantara》 

وَ 《الرُّسُلُ 》 بِضَمِّ الرَّاءِ وَضَمِّ السِّيْنِ وَإِسْكِانِهَا، جَمْعُ رَسُوْلِ، وَهُوَ : مَنْ اَرْسَلَهُ اللّٰهُ تَعَالىٰ اِلَى خَلْقِهِ 

Dan lafadz 《AR-RUSULU》 Ro' dibaca dhammah dan sin dibaca sukun dan lafadz AR-RUSULU merupakan jama' dari lafadz RASUULUN adalah orang yang di utus Allah Ta'ala kepada makhluk-Nya 

وَ 《الْاَنْبَاءُ》 بِفَتْحِ الْهَمْزَةِ، جَمْعُ نَبَأٍ بِمَعْنٰى الْخَبَرِ، وَهُوَ عَلَى حَذْفِ مُضَافٍ، اَيْ : وَعَلَى اِمَامِ ذِى الْاَنْبَاءِ، هُمُ الْاَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ، وَالْكَلاَمُ عَلَى حَقِيْقَةِ النَّبِيِّ وَالرَّسُوْلِ وَمَا يَتَعَلَّقُ بِهَا شَهِيْرٌ، فَلاَ نُطِيْلُ بِهِ 

Dan lafadz 《ANBAU》 Hamzah dibaca Fathah dan ANBAU merupakan jama' dari lafadz NABAUN dengan makna berita, kedudukan dari lafadz AL-ANBAAU adalah membuang atas mudhaf, makaudnya : menjadi WA ALAA IMAAMI DZAWIL ANBAA-I, mereka adalah para Nabi 'Alaihimush Shalaatu Wassalaamu dan pembicaraan atas haqikat para Nabi dan Rasul dan apa yang berhubungan dengannya telah masyhur, maka kami tidak akan memperpanjang dengannya 

وَفِى حَدِيْثِ أَبِى ذَرِّ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ الطَّوِيْلِ، قَالَ : قُلْتُ : يَارَسُوْلَ اللّٰهِ ! كَمِ الْأَنْبِيَاءُ ؟ قَالَ : 《مِئَةُ أَلْفٍ وَاَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ أَلْفًا》، فَقُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ ! فَكَمِ الرُّسُلُ مِنْ ذَلِكَ ؟ قَالَ : 

Dan dalam hadits Abi Darrin ra yang panjang, ia berkata : aku bertanya kepada Rasulullah : Ya Rasulullah ! berapakah jumlah para Nabi ? Beliau bersabda : darinya ada 《serstus dua puluh empat ribu orang Nabi》 maka aku bertanya : Ya Rasulullah ! Maka berapa jumlah yang menjadi Rasul ? Beliau bersabda : 

KITAB QURRATUL 'UYUN HALAMAN 28

《ثَلاَثُ مِئَةٍ وَثَلاَثَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيْرًا》، قُلْتُ : مَا جَمٌّ غَفِيْرٌ ؟ قَالَ : 《كَثِيْرٌ طَيِّبٌ》، قُلْتُ : مَنْ كَانَ أَوَّلُهُمْ ؟ قَالَ : 《آدَمُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ》، قُلْتُ : يَارَسُوْلَ اللّٰهِ ! أَنَبِيٌّ مُرْسَلٌ ؟ قَالَ : 《نَعَمْ، خَلَقَهُ اللّٰهُ بِيَدِهِ، وَنَفَخَ فِيْهِ مِنْ رُوْحِهِ وَسَوَّاهُ قِبَلاً》، ثُمَّ قَالَ : 《يَا اَبَا ذَرٍّ ! أَرْبَعَةٌ سِرْيَانِيُّوْنَ : آدَمُ، وَشِيْثُ، وَخَنُوْخٌ، وَ هُوَ إِدْرِيْسُ، وَهُوَ اَوَّلُ مَنْ خَطِّ بِالْقَلَمِ، وَنُوْحُ، وَاَرْبَعَةٌ مِنَ الْعَرَب : هُوْدُ وَشُعَيْبُ وَصَلِحُ وَنَبِيُّكَ، يَاأَبَا ذَرٍّ ! أَنْبِيَاءِ بَنِى إِسْرَئِيْلَ : مُوْسٰى وَآخِرُهُمْ مُوْسٰى وَاَوَّلُ الرُّسُلُ آدَمُ وَآخِرُهُمْ مُحَمَّدُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ》  

《ada tiga ratus tiga belas orang Rasul yang golongan banyak》 Aku bertanya : apakah yang di maksud dengan golongan banyak ? Beliau bersabda : 《sejumlah orang yang baik》 Aku bertanya : siapa yang pertama dari mereka ? Beliau bersabda : 《Adam as》 aku bertanya : Ya Rasulullah ! Apakah beliau seorang Nabi yang di utus ? Beliau bersabda : 《Ya, Allah menciptakan beliau dengan kekuasaan-Nya dan meniupkan Ruh kedalamnya dari Ruh-Nya dan sebelum di samakannya》 Kemudian beliau bersabda : 《Wahai Aba Dzar ! empat orang Nabi dari keturunan bangsa suryani : Adam, Syits, Khanukh (Nabi Idris) orang yang pertama menulis dengan menggunakan kalam, dan yang ke empat adalah Nabi Nuh, empat orang Nabi lagi dari keturunan bangsa arab yaitu Nabi Hud dan Syuaib dan Shaleh dan Nabimu (Muhammad saw). Wahai Aba Dzar ! Nabi pertama dari golongan Bani Israil : Nabi Musa as dan yang terakhir adalah Nabi Isa as, sedangkan Rasul yang pertama adalah Nabi Adam as dan yang terakhir adalah Nabi Muhammad saw》 

وَقَوْلُهُ : 《مُحَمَّدٌ》 هُوَ اَشْهَرُ اَسْمَائِهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ، اِذْ لَهُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ، اَسْمَاءُ اِنَّهَاهَا بَعْضُهُمْ اِلَى اَرْبَعَ مِئَةٍ  

Dan perkataannya lafadz : 《MUHAMMAD》 adalah yang masyhur namanya Nabi Muhammad saw karena kepadanya Nabi Muhammad saw memiliki beberapa nama, sesungguhnya sebagian ulama' berkata pada nama Nabi Muhammad saw adalah empat ratus

وَنَقَالَ اَبُوْ بَكْرٍ اِبْنُ الْعَرَبِيِّ عَنْ بَعْضِهِمْ : اِنَّ اللّٰهِ تَعَالَى اَلْفَ اِسْمٍ، وَلِلنَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ، اَلْفَ اِسْمٍ  

Dan Imam Abu Bakar Al-'Arobi menukil keterangan dari sebagian ulama' : bahwa Allah Ta'ala memiliki seribu nama dan untuk Nabi Muhammad saw memiliki seribu nama 

وَهُوَ عَلَمٌ مَنْقُوْلٌ مِنْ رَسْمِ مَفْعُوْلِ الْفِعْلِ الْمُضَعَّفِ  

Dan lafadz MUHAMMAD adalah isim 'Alam pindahan dari isim maf'ul yaitu dari fi'il mudhaf

KITAB QURRATUL 'UYUN HALAMAN 29

وَمَعْنَاهُ : مَنْ كَثُرَتْ مَحَامِدُهُ فَيُحْمَدُ حَمْدًا بَعْدَ حَمْدٍ، وَهُوَ اَبْلَغُ مِنْ مَحْمُوْدٍ، لِاَنَّهُ مِنَ الثُّلاَثِى، سُمِّيَ بِذَلِكَ لِيُطَابِقَ اِسْمُهُ صِفَتَهُ، لِأَنَّ ذَاتَهُ مَحْمُوْدَةٌ عَلَى اَلْسِنَةِ الْعَوَالِمِ مِنْ كُلِّ الْوُجُوْهِ حَقِيْقَةً وَاَوْصَافًا وَخَلْقًا وَخُلُقًا وَاَعْمَالاً وَاَحْوَالاً وَعُلُوْمًا وَاَحْكَامًا، مَحْمُوْدٌ فِى الْاَرْضِ وَفِى السَّمَاءِ وَفِى الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، فِى الدُّنْيَا بِمَا نَفَعَ بِهِ مِنَ الْعِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، وَفِى الْآخِرَةِ بِالشَّفَاعَةِ. وَقَدْ قِيْلَ لِجَدِّهِ عَبْدِ الْمُطَلِّبِ : لِمَ سَمَّيْتَ اِبْنَكَ مُحَمَّدًا وَلَمْ يَكُنْ مِنْ اَسْمَاءِ آبَائِكَ وَﻻَ اَجْدَادِكَ ؟ فَقَالَ : رَجَوْتُ اَنْ يُحْمَدَ فِى السَّمَاءِ وَالْاَرْضِ فَحَقَّقَ اللّٰهُ رَجَاءَهُ  

Dan maknanya : orang yang banyak pujiannya maka beliau selalu di puji dengan pujian setelah di puji dan lafadz MUHAMMAD lebih tercapai dari pada lafadz MAHMUD karena sesungguhnya MAHMUD bersal dari fi'il tsulatsi. Nabi Muhammad di namakan dengan hal itu untuk menyesuaikan namanya dan siftnya karena sesungguhnya kepribadiannya yang di puji atas kebiasaan orang-orang yang berilmu dari semua aspek hakikat dan mensifatkan dan penciptaan dan menghasilkan dan perbuatan dan kebijaksanaan dan pengetahuan dan ketetapan yang selalu dipuji di bumi dan di langit dan di dunia dan di akhirat. Beliau dipuji di dunia dengan apa yang bermanfaat dengannya dari ilmu dan hikmah. Dan beliau dipuji di akhirat dengan syafa'at. Dan sungguh di katakatan pada kakeknya 'Abdul Muthallib : kenapa cucu kamu di namakan MUHAMMAD dan nama itu tidak ada dari nama ayah kamu dan kakek kamu ? Maka 'Abdul Muthallib berkata : saya berharap kelak dia untuk dipuji di langit dan di bumi, maka Allah mendengarkan harapannya 

وَقَوْلُهُ : 《وَالْآلِ》 آلُ الرَّجُلِ : اَهْلُهُ وَعَشِيْرَتُهُ وَآلُ النَّبِيِّ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ : مَنْ تَحْرُمُ عَلَيْهِمُ الصَّدَقَةُ وَاخْتَارَ الْاِمِامُ مَالِكٌ وَغَيْرُهُ، وَرَجَّحَهُ النَّوَوِيُّ فِی 《شَرْحِ مُسْلِمْ》 اَنَّ آلَهُ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ اَتْبَاعُهُ وَهُمْ اُمَّةُ الْإِجَابَةِ، وَهَذَا هُوَ اللاَّئِقُ بِمَقَامِ الدُّعَاءِ 

Dan perkataannya lafadz 《WAL-AALI》 keluarga seorang laki-laki : keluarganya dan kerabatnya dan keluarga Nabi saw adalah : orang yang menghalangi atas mereka pada kebaikan dan imam malik dan yang lain memilihnya dan imam Nawawi mengutamakan dalam kitab 《SYARAH SHAHIH MUSLIM》 sesungguhnya keluarga Nabi saw mengikutinya dan mereka ummat yang berkenan melaksanakan perintah Allah. Dan ini sesuai dengan kedudukan do'a 

قَالَ الْقَاضِى حُسَيْنُ : وَيُقَيَّدُ بِالْأَتْقِيَاءِ وَيُوَافِقُهُ قَوْلُهُ تَعَالَى : 《اِنَّ اَوْلِيَاؤُهُۥ اِلاَّ اؐلْمُتَّقُوْنَ》

Imam Al-Qodhi Husain mengatakan : dan di batasi dengan orang-orang yang bertakwa dan di sesuaikan dengan firman Allah Ta'ala : 《Tidak ada kekasih Allah, kecuali orang-orang yang bertakwa》. ﴾ QS. AL-ANFAL : 34 ﴿.

وَقَوْلُهُ : 《وَالْاَبْنَاءِ》 جَمْعُ اؐبْنِ، وَهُوَ مِنْ عَطْفِ اؐلْخَاصِّ عَلَى اؐلْعَامِّ لِاَنَّهُمْ دَاخِلُوْنَ فِى عُمُوْمِ قَوْلِهِ : 《وَالْآلِ》، عَلَى

Dan perkataannya pada lafadz 《WAL ANBAA-I》 adalah jamak dari lafadz IBNI dan lafadz WAL ANBAA-I adalah dari athaf khos yang ada atas lafadz 'Am karena sesungguhnya lafadz AL-ANBAA-I telah masuk dalam keumuman lafadz 《WAL AALI》 atas 

KITAB QURRATUL 'UYUN HALAMAN 30

حَدِّ قَوْلِهِ تَعَالَى : 《حٰفِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰةِ الْوُسْطٰى》، وَالْمُرَادُ بِأَبْنَائِهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ، جَمِيْعُ اَوْﻻَدِهِ وَحَفَدَتِهِ اِلَى انْقِرَاضِ الْعَالَمِ، وَلَمْ يَبْقَ الْآنَ حَفَدَةٌ اِﻻَّ مِنْ قَبِلَ فَاطِمَةَ الزَّهْرَاءِ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهَا :  

batasan pada Firmannya Allah Ta'ala : 《peliharalah semua shalatmu dan peliharalah shalat wustha》. ﴾ QS. AL-BAQARAH : 238 ﴿. Dan yang dimaksud 《BI ABNAA IHII SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM》 adalah semua putra putri Nabi saw dan cucu laki-lakinya sampai mati orang yang mengetahui dan sekarang tidak menyisakan cucu laki-lakinya kecuali dari keturunan Fatimah Azzahra ra : 

وَلَيْسَ فِى بَنَاتِهِ مَنْ اَعْقَبَا * اِلاَّ الْبَتُوْلُ طَابَتْ اُمًّا وَاَبًا

Dan tidak ada dalam putri-putrinya orang yang mengikuti * kecuali seorang gadis yang banyak ibadahnya dan ia baik ibu bapaknya 

وَفِى الْحَدِيْثِ : 《اِنَّ لِكُلِّ بَنِى اَبٍ عَصَبَةً يَنْتَمُوْنَ اِلَيْهَا اِلاَّ وَلَدُ فَاطِمَةَ، فَأَنَا وَلِيُّهُمْ وَعَصَبَتُهُمْ وَهُمْ عِتْرَتِى خُلِقُوْا مِنْ طِيْنَتِی وَيْلٌ لِلْمُكَذِّبِيْنَ بِفَضْلِهِمْ مَنْ اَحَبَّهُمْ اَحَبَّهُ اللّٰهُ تَعَالىٰ وَمَنْ اَبْغَضَهُمْ اَبْغَضَهُ اللّٰهُ تَعَالیٰ، وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ يُبْغِضُ اَهْلَ الْبَيْتِ اَحَدٌ اِلاَّ كَبَّهُ اللّٰهُ فِى النَّارِ》 

Dan dalam hadits : 《Sesungguhnya setiap Nabi mempunyai bapak dan ahli waris ashobah yang berhubungan kepadanya kecuali putra Fatimah, maka aku wali mereka dan ashobah mereka dan mereka di ciptakan dari tanahku, celakalah orang-orang yang mendustakan dengan keutamaan mereka dan barangsiapa cinta kepada mereka, maka Allah Ta'ala akan mencintainya dan barangsiapa yang membenci mereka maka Allah akan membencinya. Demi Dzat yang diriku ada pada kekuasaan-Nya, seseorang tidak akan benci kepada ahli bait kecuali Allah menulisnya dalam ahli neraka》 

وَفِيْهِ عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ مَرْفُوْعًا : 《كُلُّ سَبَبٍ وَنَسَبٍ يَنْقَطِعُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَاخَلاَ سَبَبِى وَنَسَبِى، وَكُلِّ بَنِى اُنْثَى عَصَبَتُهُمْ لِأَبِيْهِمْ مَاخَلاَ وَلَدَ فَاطِمَةَ فَإِنِّى اَنَا اَبُوْهُمْ وَعَصَبَتْهُمْ》 

Dan dalam Hadits dari Umar ra secara marfu' : 《setiap sebab dan keturunan akan putus pada hari kiamat, kecuali sebabku dan keturunanku dan setiap anak laki-laki dari anak perempuan waris ashobah mereka karena kembali pada ayah mereka kecuali anak-anak Fatimah, maka sesungguhnya aku adalah bapak mereka dan wali ashobah mereka》.

KITAB QURRATUL 'UYUN HALAMAN 31

Wallahu A'lam Bish-Ahowab

Hukum Berdoa Diantara Dua Shalawat Bagian 55

HUKUK BERDO'A DIANTARA DUA SHALAWAT هَذَا تَمَامُ الْقَصْدِ فِى الْمَنْظُوْمَهْ * عَلَى اخْتِصَارِ الْقَوْلِ عُوْا مَنْ...