Minggu, 08 Januari 2017

Hukum Menjimak Dzubur Istri Bagian 35









HUKUM MENJIMA' DZUBUR ISTRI

ثم قال :


Kemudian Ibnu Yamun berkata :

KITAB QURRATUL 'UYUN HALAMAN 131

والوطء فى الادبار ممنوع فقد * لعن فاعله فيما قد ورد

Dan melakukan senggama dalam dubur terlarang, maka sungguh * terlaknat yang melakukannya dalam keterangan yang akan datang

اشار رحمه الله بهذا لما ورد من قول النبى صلى الله عليه وسلم : 《اثيان النساء فى ادبارهن حرام》

Ibnu Yamun Rahimahullah mengisyaratkan dengan penjelasan ini sebab telah datang dari sabda  Nabi saw : 《Menjima' wanita dalam lubang dubur mereka adalah haram》 

وقوله : 《ملعون من اتى امرأته فى دبورها》

Dan sabdanya Nabi saw : 《Terlaknat  orang yang menjima' wanita dalam lubang duburnya》 

وقوله : 《من اتى امرأة فى دبرها فقد كفر بما انزل على محمد صلى الله عليه وسلم》 

Dan sabdanya Nabi saw : 《barangsiapa yang mendatangi wanita melakukan jima' dalam duburnya, maka sungguh dia benar-benar kafir dengan apa yang diturunkan atas Muhammad saw》

وقوله : 《سبعة لا ينظر الله اليهم يوم القيامة ولا يزكيهم ويقول لهم : ادخلوا النار مع الدخلين : الفاعل والمفعول به》 يعنى : به اللواطة 《والناكح يده وناكح البهيمة وناكح المرأة فى دبرها وجامع المرأة وابنتها والزانى بحليلة جاره والمؤذى جاره حتى يلعنه》

Dan sabdanya Nabi saw : 《Ada tujuh orang yang Allah tidak akan melihat pada mereka di hari kiamat dan Allah tidak akan membersihkan mereka dan Allah berfirman kepada mereka : Masuklah kalian ke neraka bersama mereka yang memasukinya : merupakan bentuk dari fa'il dan maf'ul bih》 makaudnya : dengannya bersenggama sesama jenis 《dan orang yang menikah dengan tangannya sendiri dan memadu wanita dengan anak perempuannya dan orang yang berzina dengan istri terangganya dan orang yang menyusahkan tetangganya sehingga di laknatnya》 

وقد جلب ابن الحاج جملة وافرة من الاحاديث الواردة فى ذلك فى 《المدخل》 فانظره ولا يعتد يمن خالف فى ذلك كما نبه على ذلك بقوله :

Sungguh telah di bawakan Ibnu Al-Hajji dengan mengumpulkan sejumlah dari banyak hadits yang menatakan dalam ketujuh orang itu dalan kitab 《AL-MADKHAL》 maka lihatlah dan tidak ada orang yang menyalahi dalam memberikan perseisihan hadits itu, sebagaimana di ingatkan Ibnu Yamun atas hal itu dengan perkataannya : 

KITAB QURRATUL 'UYUN HALAMAN 132 

وكل من اجاز فعله فلا * يعمل عليه عند جل النبلا  

Dan setiap orang yang membolehkan melakukan jima' melalui duburnya, maka tidak * akan melakukan atasnya manakala orang yang berakal sehat dan jujur 

قال فى 《النصيحة》 : ودبر المرأة فى التحريم كغيره الا انه لايوجب حدا لقوله السبهة فيه، ونصب الى مالك اباحته، فتبرأ منه وتلا : 《نساؤكم حرث لكم فأتوا حرثكم انى شئتم》 

Dikatakan dalam kitab 《AN-NASHIHAH》 : dan dubur istri seperti dubur orang lain dalam keharamannya kecuali sesungguhnya melakukan jima' dari dubur tidak mewajibkan hukuman had, karena orang yang mengatakannya itu telah syubhat di dalamnya dan orang itu telah menisbatkan pendapat kepada imam malik dengan jelas, maka Imam Malik memungkiri dari nisbatnya orang itu dan Imam Malik membacakan firman Allah : 《Istri-istrimu adalah seperti tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu sebagaimana saja kamu kehendaki》

وقال : هل يكون الحرث الا فى موضع الرع ؟

Dan Imam Malik berkata : apakah ada orang yang menanam kecuali dalam tempat yang di gembalaanya ? 

وانما عظم امر الادبار لانها مضادة للحكمة ومعاندة للربوبية يجعل المخرج مدخلا ثم ما فى ذلك من المفاسد الطبية وتعادية. انتهى 

Dan bahwasannya dubur besar perkaranya karena sesungguhnya melakukan jima' melalui dubur adalah menentang kepada hikmah dan menolak kepada ketuhanan yang akan di jadikan tempat keluar kotoran, kemudian apa yang di lakukan melalui dubur itu terdapat dari kerusakan untuk kesehatan dan kebiasaan. Sebagaimana penjelasan yang telah leawat 

قال البرزلي : والرواية : ان من فعله فإنه يؤدب. انتهى

Al-Barzali berkata : dan ada satu riwayat : bahwasannya orang yang melakukannya, maka sesungguhnya akan memperbaiki akhlak. Sebgaimana penjelasan yang telah lewat 

وروي عن عبد الرحمن بن القاسم ان الشرطى المدينة دخل على مالك، فسأله عن رجل رفع اليه انه قد اتى امرأته فى دبرها، فقال له مالك : ارى ان توجعه ضربا فإن عاد الى ذلك فرق بينهما. انتهى 

Dan diriwayatkan dari Abdurrahman bin Qasim : bahwa ada seorang polisi Madinah datang atas Imam Malik, maka pertanyaannya dari seorang laki-laki yang melaporkan kepadanya bahwasannya sungguh ia telah mendatangi istrinya melakukan jimak dalam duburnya, maka Imam Malik berkata kepadanya : menunjukkan bahwa dipukul sampai merasa sakit, maka sesungguhnya ia mngakui pada perbuatan itu, pisahkanlah diantara keduanya. Sebagaimana penjelasan yang telah lewat 

واما المقطع بظاهر الدبر فيجوز ولو بوضع الذكر عليه،

Dan adapun bersenang-senang dengan bagian luar dubur, maka diperbolehkan walaupun dengan meletakkan dzakar di atasnya 

KITAB QURRATUL 'UYUN HALAMAN 133

الا انه يتقى سدا للدريعة وخوفا من تحريك الشهوة، كما يجوز الاستمتاع بالفخذين وما شابههما حالة الحيض والنفاس وعلى ذلك نبه بقوله :

Kecuali sesungguhnya berhati-hati untuk menutup baju besi dan khawatir dari membangkitkan nafsu istri untuk minta disetubuhi duburnya, sebagaiman diperbolehkan bersenang-senang dengan kedua paha istri dan apa yang menyerupai keduanya dalam keadaan haidh dan nifas dan atas hal itu Ibnu Yamun mengingatkan engan perktaannya : 

وجاز فى الافخاذ صاح او ما * ضارعها فاحفظ وقيت الشؤما 

Dan boleh bersenang-senang dalam paha istri, wahai kawan, atau apa * yang menyerupainya maka jgalah dari kejelekan

وسئلت عائسة رضي الله عنها : عما يحل للرجل من امرأته اذا كانت حائضا ؟ فقالت : كل شيئ ما خلا الفرج

Dan di tanya Sayyidatina aisyah ra : apa saja yang di halalkan untuk seorang laki-laki dari istrinya jika ada eorang istri sedang haidh ? Maka A'isyah ra berkata : setiap sesuatu tidak melewati vagina 

ثم ما مشى عليه النظام رحمه الله من الجواز هو قول اصبغ، وهو خلاف المشهور المشار اليه بقول 《المختصر》 : ومنع الحيض صحة صلاة وصوم، الى قوله :

Kemudian apa yang di jalankan atasnya oleh Ibnu Yamun Rahimahullah tentang disiplin dari kebolehan suami bersenang-senang diluar vagina dengan paha istri adalah pendapat Imam ASH-BAGHIH, dan pendapat ini adalah berbeda dengan pendapat yang masyhur, sebagaimana yang dijelaskan dengan perkataannya dalan kitab 《MUKHTASHAR》 : dan penghalang orang haidh menjadi sahnya shalat dan puasa, Ibnu Yamun berkata :

ووطء فرج او تحت ازار * يعنى سدا للذريعة

Dan bersenggama pada vagina istri atau dibalik kain * yakni  larangan itu adalah untuk menutup perantara

KITAB QURRATUL 'UYUN HALAMAN 134


Wallahu A'lam Bish-Showab

Hukum Berdoa Diantara Dua Shalawat Bagian 55

HUKUK BERDO'A DIANTARA DUA SHALAWAT هَذَا تَمَامُ الْقَصْدِ فِى الْمَنْظُوْمَهْ * عَلَى اخْتِصَارِ الْقَوْلِ عُوْا مَنْ...