Rabu, 07 Desember 2016

Doa Yang Di Anjurkan Ketika Ingin Berjima' Bagian 22








DOA YANG DI ANJURKAN KETIKA INGIN BERJIMA' 



ثُمَّ اَشَارَ اِلَى وَقْتِ الدُّخُوْلِ بِقَوْلِهِ : 

Kemudian Ibnu Yamun mengisyaratkan pada waktu memasuki senggama dengan perkataannya : 


فَصْلٌ 

FASHAL 


وَلِلدُّخُوْلِ وَقْتُهُ مَعْرُوْفُ * بَعْدَ الْعِشَا اَوْ قَبْلَهَا مَأْلُوْفُ 

Dan untuk memasuki senggama dan waktunya yang dikenal * setelah isya' atau sebelumnya yang umum dikenal 

اَخْبَرَ رَحِمَهُ اللّٰهُ اَنَّ الْمَطْلُوْبَ فِى دُخُوْلِ الزَّوْجِ بِزَوْجَتِهِ اَنْ يَكُوْنَ بَعْدَ صَلاَةِ الْعِشَاءِ لِاَنَّ ذَلِكَ هُوَ السُّنَّةُ وَيَجُوْزُ اَنْ يَكُوْنَ بَعْدَ صَلاَةِ الْمَغْرِبِ وَقَبْلَ الْعِشَاءِ وَتَقَدَّمَ اَنَّ الدُّخُوْلَ جَائِزٌ فِى سَائِرِ الشُّهُوْرِ وَالْاَيَّامِ اِلاَّ مَا يُتَّقَى مِنْهَا 

Ibnu Yamun Rahimahullah mengabarkan, bahwa yang dituntut pada suami dalam memasuki senggama dengan istrinya, jika ada waktu setelah shalat isya' karena sesungguhnya hal itu adalah sunnah dan di bolehkan jika ada setelah shalat maghrib dan sebelum Isya' dan telah diterangkan pada uraian terdahulu bahwa memasuki senggama di bolehkan dalam bulan dan hari-hari yang lain kecuali apa yang harus di hindari darinya 

ثُمَّ اَشَارَ اِلَى آدَابِ الدُّخُوْلِ بِقَوْلِهِ : 

Kemudian Ibnu Yamun mengisyaratkan kepada tatakrama memasuki senggama dengan perkataannya : 

وَكَوْنُهُ صَاحِ عَلَى طَهَارَةٍ * هُوَ الصَّوَابُ دُوْنَكُمْ بُشَارَةٍ 

Dan keberadaan senggama, wahai kawan atas keadaan bersih * adalah itu yang benar, maka kalian tanpa gembira 

ثُمَّ يُحَيِّی بِالسَّلاَمِ يَا فَتَى * ثُمَّ يُصَلِّى مَا اسْتَطَاعَ ثَبَتَا 

Kenudian menghidupkan dengan salam, wahai anak muda * kemudian membaca shalawat selagi mampu mengatasi 

شُكْرًا عَلَى تَمَامِ نِصْفِ الدِّيْنِ * بِذَا النِّكَاحِ : دُوْنَكُمْ تَبْيِيْنِ 

Demi mensyukuri atas kesempurnaan separuh agama * dengan sebab pernikahan : maka kalian tanpa meragukan 

KITAB QURRATUL 'UYUN HALAMAN 79

ثُمَّتَ يَدْعُوْ وَيَتُوْبُ جَاءَ * مِنْ كُلِّ مَااجْتَنَاهُ لاَ امْتِرَاءَ 

Kemudian kamu berdo'a dan bertaubat yang datang * dari semua apa yang membangkitkan kemarahannya dan tidak di ragukan lagi

اَخْبَرَ رَحِمَهُ اللّٰهُ فِى هَذِهِ الْاَبْيَاتِ اَنَّ لِلدُّخُوْلِ آدَبًا، مِنْهَا : اَنْ يُطَهِّرَ بَاطِنَهُ وَيُزِيَنَّهُ بِالتَّوْبَةِ مِنْ جَمِيْعِ الذُّنُوْبِ وَالْآفَاتِ وَالْعُيُوْبِ، فَيَدْخُلُ طَاهِرًا نَظِيْفًا، حِسًّا وَمَعْنًى : لَعَلَّ اللّٰهُ تَعَالَى يُكْمِلُ لَهُ اَمْرَ دِيْنِهِ بِالدُّخُوْلِ عَلَى زَوْجِهِ حَسْبَمَا وَرَدَ فِى الْحَدِيْثِ : 《مَنْ تَزَوَّجَ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ نِصْفَ دِيْنِهِ، فَلْيَتَّقِ اللّٰهَ فِى النِّصْفِ الثَّانِى》 

Ibnu Yamun Rahimahullah mengabarkan, dalam bait-bait ini, bahwa untuk memasuki senggama dan tatakrama, darinya : bahwa suami harus bersih badannya dan menghiasinya dengan taubat dari semua dosa dan kesalahan dan kekurangan yang dilakukan, maka suami memasuki senggama dalam keadaan bersih yang rapi, dan yang baik maknanya : mudah-mudahan Allah Ta'ala akan menyempurnakan kepada suami tentang urusan agamanya dengan melakukan senggama atas istrinya dan sebagai pernyataan dalam hadits : 《barangsiapa yang menikah, maka telah menyempurnakan setengah dari agamanya, maka bertaqwalah kepada Allah dalam setengah yang lainnya》 

وَمِنْهَا : اَنْ يَسْتَعْمِلَ السُّنَّةِ فِى ذَلِكَ، فَيُقَدِّمُ رِجْلَهُ الْيُمْنَى، ثُمَّ يَقُوْلُ : بِسْمِ اللَّهِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ، ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ اَوْ اَكْثَرَ بِمَا تَيَسَّرَ، ثُمَّ يَقْرَأُ الْفَاتِحَةَ ثَلاَثًا وَ ﴿ قُلْ هُوَ اؐللّٰهُ اَحَدْ ﴾ ثَلاَثًا٬ ثُمَّ يُصَلِّی عَلَی النَّبِی صَلَّی اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ٬ ثَلاَثًا٬ ثُمَّ يَدْعُو اللّٰهُ تَعَالَی وَيُرَغِّبُ النَّاسَ اِلَيْهِ فِی حُسْنِ الْعِشْرَةِ وَالْاُلْفَةِ الْحَسَنَةِ وَدَوَامِ الْمَحَبَّةِ٬ ثُمَّ يَقُوْلُ : اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لِی فِی اَهْلِی وَبَارِكْ لِاَهْلِی فِيَّ٬ اَللَّهُمَّ ارْزُقْهُمْ مِنِّيْ وَارْزُقْنِيْ مِنْهُمْ وَارْزُقْنِيْ اُلْفَهُمْ وَمَوَدَّتَهُمْ وَارْزُقْهُمْ اُلْفِى وَمَوَدَّتِى وَحَبِّبْ بَعْضَنَا اِلَى بَعْضٍ 

Dan darinya : jika mengerjakan yang sunnah dalam tatakrama bersenggama itu : 

1. Maka dahulukan kaki yang kanan

2. Kemudian mengucapkan : 

بِسْمِ اللَّهِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ 

3. Kemudian mengerjakan Shalat dua raka'at atau lebih banyak dengan membaca surat-surat  yang mudah

4. Kemudian membaca Surat Al-Fatihah { 3 Kali } 

5. Dan membaca Surat Al-Ikhlas { 3 Kali }

6. Setelah itu membaca :

اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لِی فِی اَهْلِی وَبَارِكْ لِاَهْلِی فِيَّ٬ اَللَّهُمَّ ارْزُقْهُمْ مِنِّيْ وَارْزُقْنِيْ مِنْهُمْ وَارْزُقْنِيْ اُلْفَهُمْ وَمَوَدَّتَهُمْ وَارْزُقْهُمْ اُلْفِى وَمَوَدَّتِى وَحَبِّبْ بَعْضَنَا اِلَى بَعْضٍ 

Ya Allah, berilah berkahilah aku dalam keluargaku dan berkahilah krpada keluargaku dalam diriku, Ya Allah, Limpahkanlah rezki-Mu kepada mereka dari tanganku dan limpahkanlah rezki-Mu kepadaku dari tangan mereka dan limpahkanlah kerukunan mereka dan kasih sayang mereka dan rezki mereka untuk rukun kepadaku dan kasih sayang kepadaku dan semoga Engkau menumbuhkan rasa cinta diantara kami 

وَقَوْلُهُ : 《هُوَ الصَّوَابُ》، اَيْ : اَلسُّنَّةُ 

Dan perkataannya : 《HUWA ASH-SHOWAABU》, Maksudnya : adalah sunnah 

KITAB QURRATUL 'UYYN HALAMAN 80

وَقَوْلُهُ : 《دُوْنَكُمْ بُشَارَةٌ》 بِكَسْرِ الْبَاءِ وَضَمِّهَا وَ 《دُوْنَكُمْ تَبْيِيْنِ》 وَ 《لاَمْتِرَاءَ》 : اَلْكُلِّ تَتْمِيْمٌ 

Dan perkataannya : 《DUUNAKUM BUSYARAH》, ba'nya di baca kasroh dan wawu-nya di baca dammah dan 《DUUNAKUM TABYIINI》 dan 《LAAMTIRAA-A》, Maksudnya : adalah semua keraguan 

وَ 《الْاِجْتِنَاءُ》 : مِنَ جَنَى، 《جِنَايَةً》 : اِذَا اَذْنَبَ ذَنْبًا يُؤَاخَذُ بِهِ 

Dan 《AL-IJTINAA-U》 adalah dari perbuatan, 《AL-JINAYATAN》 adalah jika berbuat jahat, maka berdosa yang akan tercela dengannya 

وَ 《الْاِمْتِرَاءُ》 : اَلشَّكُّ، يُقَالُ : اِمْتَرَى فِى، 《اَمْرِيْ》 : اِذَا شَكَّ فِيْهِ 

Dan 《AL-IMTIRAA-U》 : adalah keraguan,  《YUQAALU》 : adalah keraguan dalam 《AMRII》 : adalah jika ragu di dalamnya 


تَنْبِيْهٌ 

PERINGATAN


يُطْلَبُ مِنَ الزَّوْجِ اَنْ يَأْمُرَ زَوْجَتِهِ بِالْوُضُوْءِ اِنْ كَانَتْ عَلَى غَيْرِ طَهَارَةٍ وَقْتَ الدُّخُوْلِ، ثُمَّ يَأْمُرُهَا بِصَلاَةِ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ لِاَنَّ الْعَرُوْسَةَ قَلَّ اَنْ تَجِدَهَا تُصَلِّى هَذَيْنِ الْوَقْتَيْنِ لَيْلَةَ الدُّخُوْلِ فَلْيَحْذَرْ مِنْ ذَلِكَ ثُمَّ يَأْمُرُهَا اَنْ تُصَلِّيْ خَلْفَهُ رَكْعَتَيْنِ وَاَنْ تُؤَمِّنَ عَلَى دُعَائِهِ 

7. Dituntut dari suami untuk memerintahkan istrinya dengan berwudhu' jika ada atas istri tanpa bersuci pada waktu ingin melakukan senggama 

8. Kemudian memerintah pada istrinya dengan melakukan Shalat Maghrib dan Isya' karena sesungguhnya pengantin perempuan sedikit sekali untuk bersungguh-sungguh melakukan Shalat pada dua waktu ini ketika malam memasuki senggama 

9. Maka untuk memberikan perhatian dari hal itu, kemudian suami memerintah pada istrinya untuk melakukan Shalat dua raka'at dibelakangnya dan untuk mengamini atas doanya 

وَمِنْ آدَبِ الدُّخُوْلِ اَيْضًا مَا اَشَارَ اِلَيْهِ النَّاظِمُ رَحِمَهُ اللّٰهُ 

Dan dari tatakrama memasuki senggama juga adalah apa yang telah di isyaratkan kepadanya oleh penadzam Ibnu Yamun Rahimahullah 

KITAB QURRATUL 'UYUN HALAMAN 81

بِقَوْلِهِ : 

Dengan perkataannya :

وَبَعْدَ ذَا يَقْرَأُ مَا قَدْ وَرَدَا * وَعَلَى جَبِيْنِهَا فِعْهِ لاَ فَنَدَا 

Dan setelah ini membaca apa yang telah di sebutkan * dan bacalah atas ubun-ubunnya, maka peliharalah dan jangan berdusta 

كَالْمُزْنِ وَالنَّصْرِ وَالْاِنْشِرَاحِ * وَالْحِفْظِ فِى الْاَعْوَانِ جَايَا صَاحِ 

Seperti surat AL-WAQI'AH dan AN-NASHR dan AL-INSYIRAH * dan ayat penjaga diri dalam semua musuh, wahai kawan 

وَيَسْأَلُ الْاِلَهَ جَلَّ خَيْرَهَا * وَاَنْ يُجَنِّبَهُ صَاحِ شَرَّهَا 

Dan memohonlah kepada Allah yang Maha Tinggi untuk kebaikan istri * dan untuk di jauhkannya dari kejelekannya, wahai kawan 

فَأَخْبَرَ رَحِمَهُ اللّٰهُ : اَنَّ الزَّوْجَ اِذَا فَرَغَ مِنَ الصَّلاَةِ وَالدُّعَاءِ فَإِنَّهُ يُقْبِلُ بِوَجْهِهِ اِلَيْهَا وَيَجْلِسُ بِإِزَائِهَا وَيُسَلِّمُ عَلَيْهَا اَيْضًا،ثُمَّ يَضَعُ يَدَهُ عَلَى نَصِيَتِهَا، وَهِيَ : مُقَدَّمُ الرَّأْسِ وَعَنْهَا عَبَّرَ النَّاظِمُ بِالْجَبِيْنِ، وَلْيَقُلْ : اَللَّهُمَّ اِنِّى اَسْئَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّمَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ 

Maka Ibnu Yamun Rahimahullah mengabarkan : 

10. Bahwa suami jika telah selesai dari Shalat dan berdoa, maka sesungguhnya suami mencium dengan kening pada istrinya dan duduk di hadapan istrinya dan memberi salam atasnya juga, kemudian  meletakkan tangannya atas ubun-ubun istrinya dan tangan suami ada di depan kepala dan dari suami menguntaikan ucapan pada dahi istrinya 

11. Dan suami mengucapkan : 

اَللَّهُمَّ اِنِّى اَسْئَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّمَا جَبَلْتَهَا عَلَيْه 

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan tabiatnya dan kebaikan apa yang telah Engkau tabiatkan atasnya, dan aku berlindung kepada Engkau dari kejelekan tabiatnya istri dan kejelekan apa yang Engkau tabiatkan atasnya 

كَمَا وَرَدَ فِى الْحَدِيْثِ 

Sebagaimana apa yang telah di jelaskan dalam Hadits 

وَرَدَ اَيْضًا اَنَّ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ : 《آتَاهُ اللّٰهُ خَيْرَهَا، وَجَنَّبَهُ شَرَّهَا》 

Dan disebutkan juga bahwa barangsiapa yang mengamalkan doa-doa itu : 《maka Allah akan memberikan kebaikan kepadanya dan di jauhkannya dari kejelekan istrinya》 

وَعَلَى هَذَا نَبَّهَ بِالْبَيْتِ الْاَوَّلِ وَالثَّالِثِ 

Dan atas ini, Ibnu Yamun mengingatkan dengan bait yang pertama dan ketiga 

KITAB QURRATUL 'UYUN HALAMAN 82

ثُمَّ يُقْرَأُ اَيْضًا وَيَدُهُ عَلَى نَصِيَتِهَا سُوْرَةَ يٰسٓ وَالْوَقِعَةِ وَهِيَ الْمُزْنِ وَالضُّحَى وَالْاِنْشِرَاحِ، اَيْ : 《اَلَمْ نَشْرَحْ》 وَالنَّصْرِ، اَيْ 《اِذَا جَآءَ نَصْرُ اللّٰهِ》 وَآيَةَ الْقُرْسِى، وَهِيَ : 《اَللَّهُ لَاۤاِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لَاتَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَّهُ مَا فِى السَّمٰوَاتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِى يَشْفَعُ عِنْدَهٗ اِلَّا بِإِذْنِهٖ يَعْلَمُ مَا بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْئٍ مِّنْ عِلْمِهِ اِلَّا بِمَاشَاۤءَوَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوَاتِ وَالْاَرْضَ وَلَا يَئُودُهٗ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ》 

12. Kemudian suami membaca juga dan meletakkan tangannya diatas ubun-ubun istrinya yaitu membaca Surat YASIN dan AL-WAQI'AH dan ADH-DHUHA dan AL-INSYIRAH, maksudnya : 《ALAM NASHRAH》 dan AN-NASHRI, maksudnya : 《IDZA JAA-A NASHRULLAHI》 dan ayat Kursi : 

اَللَّهُ لَاۤاِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لَاتَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَّهُ مَا فِى السَّمٰوَاتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِى يَشْفَعُ عِنْدَهٗ اِلَّا بِإِذْنِهٖ يَعْلَمُ مَا بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْئٍ مِّنْ عِلْمِهِ اِلَّا بِمَاشَاۤءَوَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوَاتِ وَالْاَرْضَ وَلَا يَئُودُهٗ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ 

Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya, Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. 

وَهِيَ آيَةُ الْحِفْظِ، وَعَنْهَا عَبَّرَ النَّاظِمُ بِى 《اَلْحِفْظِ فِى الْاَعْوَانِ》 جَاءَ كُلُّ ذَلِكَ مَرَّةً مَرَّةً، ثُمَّ يَقْرَأُ سُوْرَةَ الْقَدْرِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ 

Dan ini ayat pelindung dan darinya mengucapkan dengan nadzaman 《ayat-ayat penjaga diri dalam musuh》, datang semua hal itu hanya sekali.

13. Kemudian membaca surat AL-QADAR 3 kali. Sebagaimana yang telah disebutkan penjelasannya itu 

كَمَا وَرَدَ بَيَانِ ذَلِكَ وَعَلَى هَذَا نَبَّهَ بِالْبَيْتِ الثَّانِى بِقَوْلِهِ : 《كَالْمُزْنِ》، اَيْ : كَمَا يَقْرَأُ مَا وَرَدَ : يَقْرَأُ هَذِهِ السُّوْرَةَ اَيْضًا 

Dan Ibnu Yamun mengingatkan atas ini dengan bait yang kedua. Dengan perkataannya : 《seperti AL-WAQI'AH》, maksudnya : sebgaimana membaca apa yang telah di sebutkan, bacalah surat ini juga 

وَقَوْلُهُ : 《فِعِهِ لاَ فَنَدَا》 اَيْ : اِحْفَظْ لاَ كَذُوْبٌ 

Dan perkataannya : 《FI'IHI LAA FANADAA》, makaudnya : peliharalah dan jangan bersusta 

وَقَوْلُهُ : 《يَاصَاحِ》 : مُنَادَى مُرَخَّمٌ، بِمَعْنَى : صَاحِبٌ، تَتْمِيْمٌ 

Dan perkataannya : 《YAA SHOHI》 maksudnya : semua musuh, dengan makna : teman, penyempurnaan

KITAB QURRATUL 'UYUN HALAMAN 83

وَاَشَارَ بِقَوْلِهِ : 

Dan Ibnu Yamun mengisyaratkan dengan perkataannya :

وَدُمْ عَلَى التَّعْوِيْذِ فِى الصَّبَاحِ * وَفِى الْمَسَاءِ يَهْدِى لِلنَّجَاحِ 

Dan lakukanlah atas memohon perlindungan dalam waktu pagi * dan dalam waktu sore, maka Allah akan memberi petunjuk untuk kebahagiaan 

اِلَى اَنَّمَا ذُكِرَ مِنَ الدُّعَاءِ الْمَذْكُوْرِ لاَيَخْتَصُّ بِلَيْلَةِ الدُّخُوْلِ بَلْ يُطْلَبُ ذِكْرُهُ فِى كُلِّ صَبَاحِ وَمَسَاءٍ فَقَدْ وَرَدَ اَنَّ مَنْ وَاظَبَ عَلَى ذَلِكَ صَبَاحًا وَمَسَاءًا هُدِي لِلنَّجَاحِ 

Sesungguhnya pada penjelasan dari doa yang di sebutkan tidak di khususkan dibaca pada malam ketika ingin memasuki senggama, tapi dituntut menyebutnya dalam setiap pagi dan sore. Maka sungguh di sebutkan bahwa orang yang rajin membaca atas doa itu pada pagi dan sore, maka akan mendapat petunjuk untuk kebahagiaan 

KITAB QURRATUL 'UYUN HALAMAN 84

Wallahu A'lam Bish-Showab

Hukum Berdoa Diantara Dua Shalawat Bagian 55

HUKUK BERDO'A DIANTARA DUA SHALAWAT هَذَا تَمَامُ الْقَصْدِ فِى الْمَنْظُوْمَهْ * عَلَى اخْتِصَارِ الْقَوْلِ عُوْا مَنْ...