MENASEHATI PUTRINYA KETIKA INGIN MENIKAH
فَائِدَتَانِ
DUA KEMANFAATAN
اَلْاُوْلَى : ذَكَرَ الشَّرِيْفُ الْحُسْنِي فِى شَرْحِهِ عَلَى مَنْظُوْمَةِ ابْنِ الْعِمَادِ اَنَّهُ لَمَّا الْتَقَى آدَمُ بِحَوَّاءِ عَلَيْهِمَا السَّلاَمُ وَرَأَتْهُ مِنْ بُعْدٍ رَفَعَتْ صَوْتَهَا فَرْحًا بِهِ بِكَلاَمِ غَيْرِ مَفْهُوْمٍ يُشْبِهُ الزَّغَارِيْتَ
Pertama : Menyebutkan Syaikh Syarif Al-Husni dalam kitab Syarahnya atas nazham Ibnu 'Imad, sesungguhnya ketika Nabi Adam as bertemu dengan Ibu Hawa as dan melihatnya dari setelah mengangkat suaranya karena gembira dengannya pada perkataan tanpa di mengerti yang menyerupai tawa yang jelek
قَالَ : فَلِذَلِكَ جَرَتْ عَادَةُ الْمَرْأَةِ اَنَّهَا اِذَا فَرِحَتْ وَحَصَلَ لَهَا سُرُوْرٌ زَغْرَتَتْ وَاِذَا حَزِنَتْ وَلْوَلَتْ
Syaikh Syarif Al-Husni berkata : maka karena itulah yang menjadi kebiasaan seorang wanita, sesungguhnya jika ia gembira dan menghasilkan kepadanya kegembiraan, maka ia tertawa yang jelek dan jika ia mendapatkan kesedihan, maka ia menangis keras
اَلثَّانِيَةُ : مِنْ حَقِّ الْعُرُوْسِ عَلَى وَلِدَيْهَا اَنْ يُعَلِّمَاهَا حُسْنَ الْمَعِيْشَةِ وَآدَبَ الْمُعَاشَرَةِ مَعَ زَوْجِهَا : كَكُوْنِى لَهُ اَرْضًا يَكُنْ لَكِ سَمَاءً وَكَوْنِى لَهُ مِهَادًا يَكُنْ لَكِ عِمَادًا وَكَوْنِى لَهُ اَمَّةً يَكُنْ لَكِ عَبْدًا وَكُوْنِى لَهُ مُطِيْعَةً يَكُنْ لَكِ طَائِعًا اَوْ نَحْوِ هَذَا مِنَ الْوَصَايَا
Ke Dua : dari hak pengantin wanita atas kedua orang tuanya untuk mengajarinya tentang kebaikan kehidupan dan tatakrama bergaul bersama suaminya : sebagaimana menjadikan untuknya bumi, maka di jadikan untukmu sebagai langit dan sebagaiman menjadikan untuknya pembaringan, maka di jadikan untukmu sebagai tempat tidur dan sebgaimana menjadikan untuknya budak perempuan, maka di jadikan untukmu sebagai hamba sahaya dan sebagaimana menjadikan untuknya penurut, maka untukmu sebagai keta'atan atau seperti dari nasehat ini
KITAB QURRATUL 'UYUN HALAMAN 78
Wallahu A'lam Bish-Showab