Senin, 05 Desember 2016

Hukum Mengadakan Walimatul Urusy Bagian 19







HUKUM MENGADAKAN WALIMATUL 'URUSY 



ثُمَّ اَشَارَ اِلَى مَايُطْلَبُ فِى الْوَلِيْمَةِ بِقَوْلِهِ : 

Kemudian Ibnu Yamun mengisyaratka kepada apa yang di tuntut dalam Walimatul 'Urusy, dengan prkataannya :

KITAB QURRATUL 'UYUN HALAMAN 69

وَلْيُوْلِمَنْ صَاحِ وَلَوْ بِشَاةِ * كَمَا اَتَى نَقْلاً عَنِ الرُّوَاةِ 

Dan seharusnya untuk orang yang mengadakan pernikahan hai kawan, meskipun dengan satu kambing * sebagaimana datang penjelasan yang di kutip dari para perawi 

اَخْبَرَ رَحِمَهُ اللّٰهُ تَعَالَى اَنَّ وَلِيْمَةَ الْعُرْسِ مَطْلُوْبَةٌ، وَهَلْ عَلَى سَبِيْلِ الْوُجُوْبِ اَوِ الْاِسْتِحْبَابٍ ؟ قَوْلاَنِ : وَيُسْتَحَبُّ كَوْنُهُمَا بَعْدَ الْبِنَاءِ، وَيَحْصُلُ الْمُسْتَحَبُّ بِمَا قَدِرَ عَلَيْهِ مَالَمْ يَكُنْ سَرَفًا اَوْ مُبَاهَاةً وَاَقَلُّ ذَلِكَ شَاةٌ 

Syekh Ibnu Yamun menjelaskan bahwa Walimatul 'Urusy di perlukan dalam pernikahan dan apakah atas jalan yang wajib atau yang sunah ? Ada dua pendapat : dan di sunahkan mengadakan keduanya setelah melakukan senggama. Dan kesimpulan, yang disunahkan dengan suatu tingkat kemampuan atasnya, apa yang tidak ada pemborosan atau pembanggaan diri dan paling sedikitnya hal itu adalah satu kambing 

لِمَا فِی 《صَحِيْحُ الْبُخَارِيُّ》 عَنْ اَنَسٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ، قَالَ : 《مَا اَوْلَمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ عَلَى شَيْئٍ مِنْ نِسَائِهِ مَا اَوْلَمْ عَلَى زَيْنَبَ اَوْلَمْ بِشَاةٍ》 

Karena apa yang ada dalam kitab 《SHAHIH BUKHARI》 dari Anas ra, ia berkata : 《Nabi saw tidak melaksanakan walimag atas sesuatu dari istri-istrinya dengan suatu walimah atas Zainab, Beliau mengadakan walimah dengan satu kambing》 

وَعَنْ اَنَسٍ اَيْضًا : اَنَّ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ، جَاءَ اِلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ، وَبِهِ اَثَرُ صَفْرَةٍ، فَسَأَلَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ، فَأَخْبَرَهُ اَنَّهُ تَزَوَّجَ امْرَأَةً مِنَ الْاَنْصَارِ، قَالَ : 《كَمْ سُقْتَ اِلَيْهَا ؟》 قَالَ : زِنَةُ نَوَاةٍ مِنْ ذَهَبٍ، قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : 《اَوْلَمْ وَلَوْ بِشَاةٍ》 

Dan juga dari Anas bin Malik ra, bahwasnya : Abdurrahman bin Auf ra, datang kepada Rasulullah saw, dan dengannya terdapat bekas warna kuning, maka Rasulullah saw bertanya : maka ia menceritakannya bahwa ia telah menikahi seorang wanita dari Anshar, Beliau bersabda : 《berapa mahar yang kamu berikan kepadanya ?》 Abdurrahman berkata : satu ons dari emas, maka Rasulullah saw bersabda : 《Adakanlah walimah walaupun dengan satu kambing》 

فَإِنْ لَمْ يَقْدِرْ عَلَى الشَّاةِ فَبِمُدَّيْنِ مِنْ شَعِيْرِ، وَهُوَ اَقَلُّ مَا أَوْلَمَ بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ عَلَى بَعْضِ اَزْوَاجِهِ 

Maka jika kamu tidak mampu atas kambing, maka dengan dua mud dari gandum, dan dengan dua mud gandum, ini paling sedikit apa yang digunakan untuk walimah dengannya Nabi saw atas sebagian istri-istrinya 

فَفِى 《صَحِيْحِ الْبُخَارِيِّ》 عَنْ صَفِيَّةَ

Maka dalam kitab 《SHAHIH BUKHARI》 dari Shafiyyah 

KITAB QURRATUL 'UYUN HALAMAN 70

بِنْتِ شَيْبَةَ، قَالَتْ : اَوْلَمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ، عَلَى بَعْضِ نِسَائِهِ بِمُدَّيْنِ مِنْ شَعِيْرٍ 

binti Syaibah, ia berkata : Nabi saw mengadakan walimah atas sebagian istri-istrinya dengan dua Mud dari gandum 

وَاَوْلَمَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ اَيْضًا عَلَى صَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَيٍّ بِحَيْسٍ وَهُوَ السَّمْنُ وَالتَّمْرُ وَالْاَقِطُ 

Dan Nabi saw juga mengadakan walimah atas Shafiyyah Binti Huyay, dengan haes dan ia adalah bubur samin dan kurma dan keju 

قَالَ الرَّاجِزُ : 

Penya'ir Berkata Dalam Bahar Rojaznya :

اَلسَّمْنُ وَالتَّمْرُ كَذَاكَ وَالْاَقِطْ * اَلْحَيْسُ اِلاَّ اَنَّهُ لَمْ يَخْتَلِطْ 

Bubur samin dan kurma seperti itu dan keju * itu namanya haes kecuali sesungguhnya haes tidak kental 

وَفِى 《صَحِيْحِ الْبُخَارِيِّ》 عَنْ اَنَسِ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ، قَالَ : اَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ بَيْنَ خَيْبَرَ وَالْمَدِيْنَةِ ثَلاَثًا، يُبْنَى عَلَيْهِ بِصَفِيَّةِ بِنْتِ حُيَيٍّ، فَدَعَوْتُ الْمُسْلِمِيْنَ اِلَى وَلِيْمَتِهِ فَمَا كَانَ فِيْهَا مِنْ خُبُزٍ وَلاَ لَحْمٍ، اَمَرَ بِالْاَنْطَاعِ فَالْقِيَ فِيْهَا مِنَ التَّمْرِ وَالْاَقِطِ وَالسَّمْنِ فَكَانَتْ وَلِيْمَتُهُ. فَقَالَ الْمُسْلِمُوْنَ : اِحْدَى اُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ، اَوْ مِمَّا مَلَكَتْ يَمِيْنُهُ ؟ فَقَالُوْا : اِنْ حَجَبَهَا فَهِيَ مِنْ اُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَاِنْ لَمْ يَحْجُبْهَا فَهِيَ مِمَّا مَلَكَتْ يَمِيْنُهُ : فَلَمَّا ارْتَحَلَ وَطَّى لَهَا خَلْفَهُ وَمَدَّ الْحِجَابَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ النَّاسِ 

Dan dalam kitab 《SHAHIH BUKHARI》 dari dalam riwayat Anas ra, ia berkata : Nabi saw bermukim diantara Khaibar dan madinah selama tiga hari, Nabi saw memina pernikahan Shafiyyah binti Huyay, maka aku pun mengundang kaum muslimin untuk menghadiri walimahnya. Maka dalam walimah apa yang ada di dalamnya dari khubuz dan tidak ada daging, Nabi saw memerintah membuat hamparan, maka Nabi saw menjumpai di dalam walimah dari kurma dan keju dan samin. Maka seperti itulah walimah Nabi saw. Maka kaum muslimin berkata : Ia adalah salah satu dari Ummahatil Muslimin atau dari seseorang hamba sahaya ? Mereka berkata : Jika Nabi saw menghijabinya, maka ia adalah termasuk dari Ummahat Muslimin dan jika Nabi saw tidak menghijabinya, maka ia adalah termasuk dari seorang hamba sahaya. Maka ketika berangkat, Nabi saw meletakkannya agak rendah di belakang dan Nabi saw menyediakan hijab yang menutupi diantranya dan diantara manusia 

وَمِمَّا يُطْلَبُ فِى الْوَلِيْمَةِ اَنْ يَقْصِدَ بِهَا اِتِّبَاعَ السُّنَّةِ وَتَسْلِيَةَ

Dan dari apa yang di tuntut dalam walimah untuk bertujuan dengannya adalah mengikuti sunah Nabi saw dan walimah sebagai kesenangan  

KITAB QURRQTUL 'UYUN HALAMAN 71

قُلُوْبِ الْاِخْوَانِ وَاَنْ يَقْصِدَ بِطَعَامِهِ الْاَخْيَارَ دُوْنَ الْاَشْرَارِ 

hati teman-teman dan jika bertujuan dengan memberi makanannya pada orang yang baik-baik, jangan kepada orang yang jahat 

قَالَ ابْنُ الْعِمَادِ الْاَقْفَهْسِيُّ : 

Ibnu Al-'Imaad Al-Aqfahsiy berkata dalam sya'irnya :

وَاخْصِصْ بِدَعْوَتِكَ الْاَبْرَارَ وَادْعُهُمُوْ * وَدَعْ ذَوِى الْفِسْقِ تَحْوِی الرُّشْدَ فِى عَمَلِ 

Dan di khususkan dengan undanganmu kepada orang-orang yang shaleh dan undanglah mereka * dan tinggalkanlah orang-orang fasiq, maka kamu dapat mengantarkan dalam beramal 

وَعَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ اَنَّهُ قَالَ : نَهَانَا رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ عَنْ اِجَابَةِ طَعَامِ الْفَاسِقِيْنَ. اِنْتَهَى 

Dan dari 'Imran Bin Hushin bahwasannya Nabi saw bersabda : Rasulullah saw melarang kami dari mendatangi undangan makan bersama orang-orang fasiq. Sebagaimana penjelasan yang telah lewat 

وَاَنْ لاَ يُهْمِلَ اَقَارِبَهُ وَاَصْدِقَاءَهُ، فَإِنَّ فِى تَخْصِيْصِ الْبَعْضِ اِيْحَاشًا لِلْبَاقِيْنَ 

Dan jika tidak mengabaikan para kerabatnya dan sahabat karibnya. Maka sesungguhnya dalam mengkhususkan undangan sebagian di hindari untuk menyisakan kerabat atau sahabat 

KITAB QURRATUL 'UYUN HALAMAN 72

Wallahu A'lam Bish-Showab

Hukum Berdoa Diantara Dua Shalawat Bagian 55

HUKUK BERDO'A DIANTARA DUA SHALAWAT هَذَا تَمَامُ الْقَصْدِ فِى الْمَنْظُوْمَهْ * عَلَى اخْتِصَارِ الْقَوْلِ عُوْا مَنْ...